Minggu, 30 September 2012


LARANGAN IKLAN SUSU FORMULA di MEDIA

Menarik sekali pada hari minggu tanggal 26 oktober 2010 di Metro TV ada pembicaraan mengenai larangan penayangan iklan susu formula untuk bayi dan juga hal-hal mengenai kesehatan, dimana sebagai pembicaranya adalah ibu Endang Rahayu Sedyaningsih (Menteri Kesehatan), ibu dr. Utami Rusli(Direktur Lembaga Peningkatan penggunaan ASI), dan ibu Husna Zahir (Ketua YLKI), diskusi atau pembicaraan ini saya anggap menarik karena ternyata banyak sekali pengetahuan yang masih kurang yang beredar di masyarakat mengenai ASI atau yang lainnya.

Sekarang ini banyak sekali iklan mengenai susu formula di media tv atau yang lainnya, yang katanya menteri kesehatan ibu Endang Rahayu juga telah terbit peraturan pemerintah tentang larangan kerjasama petugas kesehatan baik swasta atau pemerintah untuk bekerjasama dengan produsen pembut susu formula, disini menjadi menarik, pertanyaannya sekarang dalam bentuk apa kerjasama diantara mereka, ternyata setiap rumah sakit umumnya dan khususnya telah mempunyai cara sendiri dalam kerjasama ini, setiap ibu yang baru melahirkan dan bayinya selama di rumah sakit sibayi akan di rawat di ruang khusus yang mana selama perawatan ini di beri minum susu formula, dengan harapan setelah keluar dari rumah sakit sibayi akan meminum susu formula merek tertentu dan tidak akan kemerek lain, karena sudah biasa dengan susu yang pertama.

Menurut ibu Utami Rusli dari lembaga Peningkatan penggunaan ASI sebenarnya harus di mengerti oleh setiap ibu atau bapak bahwa pemberian ASI harus dilakukan setelah bayi lahir sebelum satu jam. Kalau lewat dari itu tidak baik, maka sudah seharusnya setiap rumah sakit harus melakukan pemberian asi secepatnya, kasus yang sering terjadi biasanya oknum petugas ada yang enggan melakukan ini biasanya dibiarkan atau malah dilarang, maka apabila ada terjadi seperti ini dengan adanya peraturan yang baru ini diharapkan bisa dilaporkan ke Menkes dan hukumnya dalah secara administratife, malahan menteri kesehatnnya ib Endang menjanjikan akan dibuatkan Hotline khusus tentang ASI.

Lambaga YLKI ibu Husna Zakir mengatakan bahwa semua larangan iklan susu formula sebenarnya sudah ada peraturannya di UUD atau Peraturan Pemerintah, bahwa iklan yang boleh di tayangkan adalah iklan untuk bayi umur 6 bulan keatas, dibawahnya itu dilarang karena masa 1 sampai 6 bulan adalah harus dengan meminum air susu eksklusif ibu.

Pembicaraan di Metro TV ini juga interaktif dan banyak sekali penelpon salah satunya dari seorang bapak yang dulu bekerja sebagai relawan di BKKBN dia mengatakan menurut pengamatannya walaupun ini tidak ilmiah tapi bisa menjadi pengetahuan buat kita bahwa anak yang dibesarkan dari susu formula cenderung tidak peka dengan keadaan social apakah ini benar atau tidak menurut saya sebagai informasi dan ilmu juga tidak ada salahnya kalau kita berhati hati.

Meminum ASI sudah banyak sekali penelitian yang mengatakan itu adalah yang terbaik baik bagi pertumbuhan anak. Menurut penelitian yang dilakukan selama 14 tahun di autralia mengatakan bahwa anak yang meminum asi tingkat kecerdasannya meningkat baik dibandingkan dengan meminum susu formula, mungkin bangsa kita yang sumber dayanya manusianya menurun mungkin karena ini juga.

Sekarang yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pemerintah melalui menteri kesehatan dan jajarannya mengkampanyekan iklan meminum air susu ibu, baik melalui media TV atau yang lainya ataupun dengan jalan penyuluhan ke masyarakat langsung bisa puskesmas dan bila perlu turun kedesa atau rt rw untuk melakukan informasi  tentang ASI, dengan tujuan agar para orang tua khususnya ibu dan bapak memahami bahwa seorang ibu itu wajib menyusui anaknya. Di Amerika pemahaman mengenai pemberian ASI kepada bayi lebih dipahami oleh bapak sebanyak 96 % daripada seorang ibu, kenapa bapak menjadi penting untuk memahami karena dalam memberikan asi dibutuhkan pemahaman bersama dari bapak dan ibu.

Sebagai sorang ibu jangan menjadi malu untuk memberikan ASI kepada bayinya, karena sekarang ini banyak sekali para ibu yang juga bekerja di kantor, sehingga menjadi kendala untuk memberikan ASI kepada bayinya. Dengan adanya informasi yang benar kedepan para orang tua tidak menjadi kendala lagi dalam menyusui bayinya. Rumah sakit dan tenaga medis tidak menjadi kendala dalam memberikan asi kepada bayi.


UJI MATERIIL UUD 1965 PENODAAN AGAMA di MK

menarik disimak pendapat KH Hasyim Muzadi di hadapan Mahkamah Konstitusi:
RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-VII/ 2009
PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1965 TENTANG PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA TERHADAP
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
10 Februari 2010
AHLI DARI PEMERINTAH : KH. HASYIM MUZADI
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat sejahtera untuk kita semua dan selamat pagi.
Majelis Hakim yang saya muliakan, menurut pemahaman saya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tidak menyangkut kebebasan agama tapi menyangkut penodaan agama, sehingga tidak relevan kalau dikaitkan dengan kebebasan masing-masing kita beragama. Yang kedua, di dalam penjelasan dari undang-undang itu, juga ada pada penjelasan Pasal 1 bahwa tidak menghalangi juga agama-agama yang mungkin akan ada. Saya baca ini tidak berarti bahwa agama-agama lain misalnya Yahudi, Zoroasterian, Shinto, Taoisme dilarang di Indonesia. Jadi sudah jelas, bukan Undang-Undang Kebebasan Agama. Yang kedua, saya berpendapat bahwa undang-undang ini masih diperlukan di Indonesia, karena kalau dicabut akan ada tiga akibat yang ditimbulkan.
1. Bisa atau dapat menimbulkan instabilitas Indonesia.
2. Dapat mengganggu kerukunan umat beragama yang sampai hari ini sudah kita upayakan begitu rupa sehingga sangat baik. Bahkan kantor PBNU sendiri sekaligus kantor agama-agama di seluruh Indonesia ini. Ini bisa terganggu.
3. Saya justru kasihan bahwa kalau ini dicabut yang paling rugi adalah minoritas. Kalau mayoritas dia cukup mempunyai kemampuan untuk bereakasi, tetapi kalau reaksi itu timbul karena penodaan, kemudian tidak ada patokan hukumnya maka yang terjadi tentu anarki.
Jadi kita jangan mengambil logika terbalik, seakan-akan tidak ada aturan menjadi beres.Tapi tidak ada aturan itu masyarakat akan bikin aturannya sendiri. Saya ingin menyampaikan beberapa sisi dari undangundang ini. Menarik undang-undang ini tahun 1965 karena saya termasuk orang tua yang menangi, apa menangi bahasa Indonesianya? Ya menangi lah, mengalami pada tahun itu. Tahun itu memang tahuntahun penghujatan agama luar biasa baik dari segi media, budaya, politik, dan juga kekuasaan. Juga ada manpower sehingga orang-orang yang ada di Blitar, yang di Kediri yang melakukan ibadah dalam Islam ketika itu diserbu secara membabibuta oleh kelompok-kelompok ateisme.
Hari ini kita melihat ada orang mengaku Nabi, ada orang mengaku malaikat Jibril, setelah ditahan menangis. Lha ini saya juga heran bagaimana malaikat bisa menangis? [hadirin tertawa]. Kalau dia diusut apakah Mikail juga menjadi saksi? Ini semuanya dengan adanya orang-orang beribadah secara tidak baik merebak di Indonesia. Maka diperlukan kewaspadaan kita untuk ini.
Modal utama tentu bukan hukum, modal utama adalah saling menghormati antar agama itu. Mempunyai nilai lebih luhur daripada sekedar legal formal yang kadang-kadang masih prosedural dan belum substansial. Selanjutnya yang kedua, penghujatan, penistaan, dan pembelokan agama tertentu menurut pandangan saya bukan bagian dari demokrasi tetapi merupakan agresi moral terhadap keluhuran agama itu masing-masing yang diserang karena tidak pernah ada demokrasi yang tidak dibatasi oleh demokrasi yang lain dan orang menghormati agama adalah hak demokrasinya dia dan memeluk pun hak demokrasinya dia, jangan dibalik penyerangan menjadi hak demokrasi daripada moral itu sendiri.
Yang ketiga, secara konstitusi bahwa konstitusi tidak menganut rinci itu menurut saya sudah lazim. Konstitusi cuma mengatakan kebebasan agama, tapi agama itu apa? Dan berapa? Lalu bagaimana? Tentu hak undang-undang, tidak bisa dikonfrontir undang-undang ini dengan pokok konstitusinya. Yang seharusnya undang-undang bertindak sebagai memorie van toelichting terhadap konstitusi dan undang-undang itu.
Kemudian, kalau undang-undang ini dicabut sesungguhnya tidak akan bisa menyurutkan reaksi dari kelompok agama yang merasa disinggung. Nah, kalau tidak menyurutkan, kemudian tidak ada patokan yang ada, maka yang terjadi justru kesulitan kita bersama-sama untuk mengayom di bawah agama-agama dan lintas agama.
Yang selanjutnya, saya ingin menyampaikan fakta. Karena saya selama ini masih menjadi salah satu Presiden World Conference on Religion for Peace. Saya mengetahui betul bahwa sebuah eksistensi atau koeksistensi, multi-eksistensi atau pro-eksistensi lintas agama inilah yang benar. Bahwa masing-masing agama berusaha menghormati agama lain tanpa dia harus melepaskan keyakinan yang sesungguhnya dari agama yang diwakilinya. Sehingga di sini peristiwa yang menyangkut Saudara saya tercinta Arswendo saya pikir karena hanya apes saja. [hadirin tertawa] Kenapa? Pertama, karena mungkin respondennya siapa. Coba respondennya di Al-Hikam atau di pesantren, itu nomor satu semua Nabi Muhammad. Yang kedua, mungkin tidak tahu bahwa itu menyinggung. Seperti juga di Thailand misalnya banyak orang tidak tahu bahwa masuk masjid dengan sepatu, itu perkara besar. Padahal di Kristen itu biasa. Oleh karenanya maka di gereja tidak pernah ada orang kehilangan sepatu karena sepatunya dipakai[hadirin tertawa], yang kehilangan sandal adalah di masjid, tapi di gereja yang hilang sepeda motornya [hadirin tertawa].
Nah, ketidaktahuan ini, ini perlu ada jalan keluar. Saya harus tahu sebagai orang Islam atau tokoh Islam, hal-hal apa saja yang sangat peka di dalam agama Katolik. Saya harus tahu hal-hal apa yang peka di dalam agama Budha. Untuk apa? Untuk supaya saya tidak masuk menyinggung yang lain. Ketika saya di Vatikan, saya diledek oleh seorang Monsieur, namanya Monsieur Michael Fitcher, “Pak Hasyim katanya Kyai di Indonesia itu isterinya banyak”, nah ini nyiindir ini saya bilang. Lalu saya jawab dengan sindiran pula, “Mungkin karena menampung isterinya pastur yang tidak jadi” [hadirin tertawa]. Artinya bagaimana mengemukakan sebuah koreksi tanpa penodaan itu adalah seni untuk lintas agama ini.
Jadi yang kita perlukan sekarang adalah kehati-hatian yang pertama, yang kedua yang kita perlukan adalah mengenal orang lain pada hal yang sangat peka. Saya kira ini lebih luhur dari pada sekedar legal formalnya. Saya ingin masuk di dalam faktnya. Saya sudah dikenal di kalangan lintas agama sebagai pemadam kebakaran kalau ada peristiwa-peristiwa konflik. Suatu ketika ada peristiwa di Batu, dimana Quran diinjak-injak, lalu berdatanganlah anak-anak dari Pasuruan akan menyerbu ke Batu, Jawa Timur. Maka saya cegat di tengah, setelah ketemu saya bilang, “Jangan lakukan sendiri-sendiri karena semuanya ada aturannya”. Maka berhenti di situ. Seandainya tidak ada aturan, maka saya tidak bisa lagi mengemukakan argumentasi untuk menghentikan daripada pertikaian itu.
Demikian juga yang di Marriot, ini bukan hanya menyangkut masalah nasional tapi juga masalah internasional. Apa yang dikemukakan bahwa agama Islam menghormati kemanusiaan itu kita tunjukkan. Pada saat relawan dari Korea Selatan ditangkap oleh Taliban yang di Afghanistan dan dibunuh satu persatu, maka kita mengemukakan appeal supaya itu dilepaskan dan alhamdulillah berhasil. Artinya apa? Artinya dimana letak religi dan dimana letak humanitas, itu diletakkan pada porsi yang sesungguhnya.
Suasana yang di Denmark, suasana yang di Switzerland, ternyata juga menggema, bukan hanya di negara mereka, tapi menggema di seluruh dunia hanya karena kartun Nabi Muhammad yang ada di Denmark dan hanya karena di Switzerland Manoret itu secara hukum dan secara konstitusi dilarang mesjid mendirikan menara. Ini sebagai sebuah pelajaran bahwa kehati-hatian kita terhadap harkat agama yang lain menjadi kunci dari pada kita semua.
Kuncinya adalah koeksistensi, artinya masing-masing agama mempunyai eksisitensinya sendiri dan dia dipersilakan untuk beragama pada tempat itu dengan yang sebaik-baiknya tapi dia punya kooperasi yang setingkat dengan keyakinan dan imannya atau multi eksistensi maka saya sangat memahami apa yang dikhawatirkan oleh dari MATAKIN, jadi sebenarnya apa yang ada di dalam undang-undang ini justru perlindungan bukan hanya kepada mayoritas tapi justru utamanya kepada minoritas dan saya sebagai warga negara Indonesia cukup bangga karena perlindungan mayoritas kepada minoritas di Indonesia jauh lebih baik daripada perlindungan mayoritas kepada minoritas di negara-negara yang lain.

Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi (Sendiri kah diaa..???)

Sebuah kisah nyata yang sangat inspiratif, dengan di Publisnya Tulisan ini agar kita dapat mengambil Hikmah darinya
Tulisan ini saya ambil dari Milis Melalui Yahoogroups
Refleksi: anomali Gayus Tambunan, org yang ginilah
yg membuat Indonesia jauh dari bencana
salam
Moh. Ahlis Djirimu
Kisah seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi
Sebagai pegawai Departemen Keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalang kabut akibat prinsip hidup [anti] korupsi. Ketika misalnya, tim Inspektorat Jenderal datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman di kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menyenangkan sekali. Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menyenangkan. Meski
orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung.
Saya Arif Sarjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di
Mojokerto, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya menikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan. Saya ketika itu mungkin termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim. Waktu itu pertentangan memang sangat keras. Saya punya prinsip satu saja, karena takut pada Allah, jangan sampai ada rezeki haram menjadi daging dalam diri dan keturunan. Itu saja yang selalu ada dalam hati saya.
Kalau ingat prinsip itu, saya selalu menegaskan lagi untuk mengambil jarak yang jelas dan tidak menikmati sedikit pun harta yang haram. Syukurlah, prinsip itu bisa didukung keluarga, karena isteri juga aktif dalam pengajian keislaman. Sejak awal ketika menikah, saya sampaikan kepada isteri bahwa saya pegawai negeri di Departemen Keuangan, meski imej banyak orang, pegawai Departemen Keuangan kaya, tapi sebenarnya tidak begitu. Gaji saya hanya sekian,
kalau mau diajak hidup sederhana dan tanpa korupsi, ayo. Kalau tidak mau, ya sudah tidak jadi.
Jabatan saya sampai sekarang adalah petugas verifikasi lapangan atau pemeriksa pajak. Kalau dibandingkan teman-teman seangkatan sebenarnya karir saya bisa dikatakan terhambat antara empat sampai lima tahun. Seharusnya paling tidak sudah menjabat Kepala Seksi, Eselon IV. Tapi sekarang baru Eselon V. Apalagi dahulu di masa Orde Baru, penentangan untuk tidak menerima uang korupsi sama saja dengan karir terhambat. Karena saya dianggap tidak cocok dengan atasan, maka kondite saya di mata mereka buruk. Terutama poin ketaatannya, dianggap tidak baik dan jatuh.
Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari semua pengalaman itu. Antara lain, orang-orang yang berbuat jahat akan selalu berusaha mencari kawan apa pun caranya. Cara keras, pelan, lewat bujukan atau apa pun akan mereka lakukan agar mereka mendapat dukungan. Mereka pada dasarnya tidak ingin ada
orang yang bersih. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak seperti mereka.
Pengalaman di kantor yang paling berkesan ketika mereka menggunakan cara paling halus, pura-pura berteman dan bersahabat. Tapi belakangan, setelah sekian tahun barulah ketahuan, kita sudah dikhianati. Cara seperti inI seperti sudah direkayasa. Misalnya, pegawai-pegawai baru didekati. Mereka dikenalkan dengan gaya hidup dan cara bekerja pegawai lama, bahwa seperti inilah gaya hidup pegawai Departemen Keuangan. Bila tidak berhasil, mereka akan pakai cara lain lagi, begitu seterusnya. Pola-pola apa saja dipakai, sampai mereka bisa merangkul orang itu menjadi teman.
Saya pernah punya atasan. Dari awal ketika memperkenalkan diri, dia sangat simpatik di mata saya. Dia juga satu-satunya atasan yang mau bermain ke rumah bawahan. Saya dengan atasan itu kemudian menjadi seperti sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri. Di akhir pekan, kami biasa memancing sama-sama atau
jalan-jalan bersama keluarga. Dan ketika pulang, dia biasa juga menitipkan uang dalam amplop pada anak-anak saya. Saya sendiri menganggap pemberian itu hanya hadiah saja, berapalah hadiah yang diberikan kepada anak-anak. Tidak terlalau saya perhatikan. Apalagi dalam proses pertemanan itu kami sedikit saja berbicara tentang pekerjaan. Dan dia juga sering datang menjemput ke rumah, mangajak mancing atau ke toko buku sambil membawa anak-anak.
Hingga satu saat saya mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar. Dari hasil pemeriksaan itu saya menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Pada waktu itu, atasan melakukan pendekatan pada saya dengan cara paling halus. Dia mengatakan, kalau semua penyimpangan ini kita ungkapkan, maka perusahaan itu bangkrut dan banyak pegawai yang di-PHK. Karena itu, dia menganggap efek pembuktian penyimpangan itu justru menyebabkan masyarakat rugi. Sementara dari sisi pandang saya, betapa
tidak adilnya kalau tidak mengungkap temuan itu. Karena sebelumnya ada yang melakukan penyimpangan dan kami ungkapkan. Berarti ada pembedaan. Jadwal penagihannya pun sama seperti perusahaan lain.
Karena dirasa sulit mempengaruhi sikap saya, kemudian dia memakai logika lain lagi. Apakah tidak sebaiknya kalau temuan itu diturunkan dan dirundingkan dengan klien, agar bisa membayar pajak dan negara untung, karena ada uang yang masuk negara. Logika seperti ini juga tidak bisa saya terima. Waktu itu, saya satu-satunya anggota tim yang menolak dan meminta agar temuan itu tetap diungkap apa adanya. Meski saya juga sadar, kalau saya tidak menandatangani hasil laporan itu pun, laporan itu akan tetap sah. Tapi saya merasa teman-teman itu sangat tidak ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Mereka ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Paling tidak menerima. Ketika sudah mentok semuanya, saya dipanggil oleh atasan dan disidang di depan kepala
kantor. Dan ini yang amat berkesan sampai sekarang, bahwa upaya mereka untuk menjadikan orang lain tidak bersih memang direncanakan.
Di forum itu, secara terang-terangan atasan yang sudah lama bersahabat dan seperti keluarga sendiri dengan saya itu mengatakan, Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik. Saya katakan, “Tidak munafik bagaimana Pak? Selama ini saya insya Allah konsisten untuk tidak melakukan korupsi?� Kemudian ia sampaikan terus terang bahwa uang yang selama kurang lebih dua tahun ia berikan pada anak saya adalah uang dari klien. Ketika mendengar itu, saya sangat terpukul, apalagi merasakan sahabat itu ternyata berkhianat. Karena terus terang saya belum pernah mempunyai teman sangat dekat seperti itu, kecuali yang memang sudah sama-sama punya prinsip untuk menolak uang suap. Bukan karena saya tidak mau bergaul, tapi karena kami tahu persis bahwa mereka perlahan-lahan menggiring ke arah yang mereka mau. Ketika merasa terpukul dan
tidak bisa membalas dengan kata-kata apa pun, saya pulang. Saya menangis dan menceritakan masalah itu pada isteri saya di rumah. Ketika mendengar
cerita saya itu, isteri langsung sujud syukur.
Ia lalu mengatakan, Alhamdulillah. Selama ini uang itu tidak pernah saya pakai, katanya. Ternyata di luar pengatahuan saya, alhamdulillah, amplop-amplo itu tidak digunakan sedikit pun oleh isteri saya untuk keperluan apa pun. Jadi amplop-amplop itu disimpan di sebuah tempat, meski ia sama sekali tidak tahu apa status uang itu. Amplop-amplop itu semuanya masih utuh. Termasuk tulisannya masih utuh, tidak ada yang dibuka. Jumlahnya berapa saya juga tidak tahu. Yang jelas, bukan lagi puluhan juta. Karena sudah masuk hitungan dua tahun dan diberikan hampir setiap pekan.
Saya menjadi bersemangat kembali. Saya ambil semua amplop itu dan saya bawa ke kantor. Saya minta bertemu dengan kepala kantor dan kepala seksi. Dalam forum itu, saya lempar semua
amplop itu di hadapan atasan saya hingga bertaburan di lantai. Saya katakan, makan uang itu, satu rupiah pun saya tidak pernah gunakan uang itu. Mulai saat ini, saya tidak pernah percaya satu pun perkataan kalian! Mereka tidak bisa bicara apa pun karena fakta obyektif, saya tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Tapi esok harinya, saya langsung dimutasi antar seksi. Awalnya saya diauditor, lantas saya diletakkan di arsip, meski tetap menjadi petugas lapangan pemeriksa pajak. Itu berjalan sampai sekarang. Ketika melawan arus yang kuat, tentu saja da saat tarik-menarik dalam hati dan konflik batin. Apalagi keluarga saya hidup dalam kondisi terbatas. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak tergoda untuk menggunakan uang yang tidak jelas.
Ada pengalaman lain yang masih saya ingat sampai sekarang. Ketika saya mengalami kondisi yang begitu mendesak. Misalnya, ketika anak kedua lahir. Saat itu persis ketika saya membayar kontrak rumah
dan tabungan saya habis. Sampai detik-detik terakhir harus membayar uang rumah sakit untuk membawa isteri dan bayi kami ke rumah, saya tidak punya uang serupiah pun. Saya mau bcara dengan pihak rumah sakit dan terus terang bahwa insya Allah pekan depan akan saya bayar, tapi saya tidak bisa ngomong juga. Akhirnya saya keluar sebentar ke masjid untuk sholat dhuha. Begitu pulang dari sholat dhuha, tiba-tiba saja saya ketemu teman lama di rumah sakit itu. Sebelumnya kami lama sekali tidak pernah jumpa. Dia dapat cerita dari teman bahwa isteri saya melahirkan, maka dia sempatkan datang ke rumah sakit. Wallahua’lam apakah dia sudah diceritakan kondisi saya atau bagaimana, tetapi ketika ingin menyampaikan kondisi saya pada pihak rumah sakit, saya malah ditunjukkan
kwitansi seluruh biaya perawatan isteri yang sudah lunas. Alhamdulillah.
Ada lagi peristiwa hampir sama, ketika anak saya operasi mata karena ada lipoma yang harus diangkat. Awalnya, saya
pakai jasa askes. Tapi karena pelayanan pengguna Askes tampaknya apa adanya, dan saya kasihan karena anak saya baru berumur empat tahun, saya tidak pakai Askes lagi. Saya ke Rumah Sakit yang agak bagus sehingga pelayanannya juga agak bagus. Itu saya lakukan sambil tetap berfikir, nanti uangnya pinjam dari mana? Ketika anak harus pulang, saya belum juga punya uang. Dan saya paling susah sekali menyampaikan ingin pinjam uang. Alhamdulillah, ternyata Allah cukupkan kebutuhan itu pada detik terakhir. Ketika sedang membereskan pakaian di rumah sakit, tiba-tiba Allah pertemukan saya dengan seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Ia bertanya bagaimana kabar, dan saya ceritakan anak saya sedang dioperasi. Dia katakan, kenapa tidak bilang-bilang? ? Saya sampaikan karena tidak sempat saja. Setelah teman itu pulang, ketika ingin menyampaikan penundaan
pembayaran, ternyata kwitansinya juga sudah dilunasi oleh teman itu. Alhamdulillah.
Saya berusaha tidak
terjatuh ke dalam korupsi, meski masih ada tekanan keluarga besar, di luar keluarga inti saya. Karena ada teman yang tadinya baik tidak memakan korupsi, tapi jatuh karena tekanan keluarga. Keluarganya minta bantuan, karena takut dibilang pelit, mereka terpaksa pinjam sana sini. Ketika harus bayar, akhirnya mereka terjerat korupsi juga. Karena banyak yang seperti itu, dan saya tidak mau terjebak begitu, saya berusaha dari awal tidak demikian. Saya berusaha cari usaha lain, dengan mengajar dan sebagainya. Isteri saya juga bekerja sebagai guru.
Di lingkungan kerja, pendekatan yang saya lakukan biasanya lebih banyak dengan bercanda. Sedangkan pendekatan serius, sebenarnya mereka sudah puas dengan pendekatan itu, tapi tidak berubah. Dengan pendekatan bercanda, misalnya ketika datang tim pemeriksa dari BPK, BPKP, atau Irjen. Mereka gelisah sana-sini kumpulkan uang untuk menyuap pemeriksa. Jadi mereka dapat suap lalu menyuap lagi. Seperti rantai
makanan. Siapa memakan siapa. Uang yang mereka kumpulkan juga habis untuk dipakai menyuap lagi. Mereka selalu takut ini takut itu. Paling sering saya hanya mengatakan dengan bercanda.. Uang setan ya dimakan hantu! Dari percakapan seperti itu ada juga yang mulai berubah, kemudian berdialog dan akhirnya berhenti sama sekali. Harta mereka jual dan diberikan kepada masyarakat. Tapi yang seperti itu tidak banyak. Sedikit sekali orang yang bisa merubah gaya hidup yang semula mewah lalu tiba-tiba miskin. Itu sulit sekali.
Ada juga diantara teman-teman yang beranggapan, dirinya tidak pernah memeras dan tidak memakan uang korupsi secara langsung. Tapi hanya menerima uang dari atasan. Mereka beralasan toh tidak meminta dan atasan itu hanya memberi. Mereka mengatakan tidak perlu bertanya uang itu dari mana. Padahal sebenarnya, dari ukuran gaji kami tahu persis bahwa atasan kami tidak akan pernah bisa memberikan uang sebesar itu. Atasan yang memberikan itu
berlapis-lapis. Kalau atasan langsung biasanya memberi uang hari Jum’at atau akhir pekan. Istilahnya kurang lebih uang Jum’atan. Atasan yang berikutnya lagi pada momen berikutnya memberi juga. Kalau atasan yang lebih tinggi lagi biasanya memberi menjelang lebaran dan sebagainya. Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih besar uang dari atasan dibanding gaji bulanan. Orang-orang yang menerima uang seperti ini yang sulit berubah. Mereka termasuk rajin sholat, puasa sunnah dan membaca Al-Qur’an. Tetapi mereka sulit berubah.
Ternyata hidup dengan korupsi memang membuat sengsara. Di antara teman-teman yang korupsi, ada juga yang akhirnya dipecat, ada yang melarikan diri karena dikejar-kejar polisi, ada yang isterinya selingkuh dan lain-lain. Meski secara ekonomi mereka sangat mapan, bukan hanya sekadar mapan.
Yang sangat dramatis, saya ingat teman sebangku saya saat kuliah di STAN. Awalnya dia sama-sama ikut kajian keislaman di kampus. Tapi
ketika keluarganya mulai sering minta bantuan, adiknya kuliah, pengobatan keluarga dan lainnya, dia tidak bisa berterus terang tidak punya uang. Akhirnya ia mencoba hutang sana-sini. Dia pun terjebak dan merasa sudah terlanjur jatuh, akhirnya dia betul-betul sama dengan teman-teman di kantor. Bahkan sampai sholat ditinggalkan. Terakhir, dia ditangkap polisi ketika sedang mengkonsumsi narkoba. Isterinya pun selingkuh. Teman itu sekarang dipecat dan dipenjara.
Saya berharap akan makin banyak orang yang melakukan jihad untuk hidup yang bersih. Kita harus bisa menjadi pelopor dan teladan di mana saja. Kiatnya hanya satu, terus menerus menumbuhkan rasa takutmenggunakan dan memakan uang haram. Jangan sampai daging kita ini tumbuh dari hasil rejeki yang haram. Saya berharap, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pada kami keistiqomahan (matanya berkaca-kaca) .

Kekayaan, Kesuksesan dan Kasih Sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut”.
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang?”
Wanita itu menjawab, “Belum, dia sedang keluar”.
“Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali”, kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, “Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini”.
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
“Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama” , kata pria itu hamper bersamaan.
“Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh
masuk kerumahmu.”
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. Ohho…menyenangka n sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini
penuh dengan Kekayaan.”
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita.”
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. ”
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita.”
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.”
Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
“Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?”
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. “Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun
Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang,
maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.”
Sala


7 tempat paling angker di gedung putih

1. Kamar tidur Lincoln



Pengakuan datang dari sejumlah presiden, yakni Presiden Teddy Roosevelt, Herbert Hoover, dan Dwight Eisenhower. Juga First Ladies Jacquie Kennedy dan Johnson Ladybird. Hantu Lincoln sering muncul di dekap perapian. Dilaporkan, tanda-tanda kehadirannya disertai lampu kamar yang berkedip sendiri, lalu muncullah sang hantu Lincoln.

Bahkan, kabarnya saat Ratu Wilhelmina dari Belanda menginap di kamar ini, ia mendengar orang mengetuk pintu. Setelah dibuka, sang ratu melihat hantu Lincoln berdiri di lorong.

 2. Ruang Rose (Rose Room)



Hantu kedua yang sering muncul adalah hantu mendiang Presiden Andrew Jackson. Banyak karyawan Gedung Putih sering melihat dan mendengar kehadiran sang hantu. Mereka sering mendengar suara tertawa, yang dipercaya sebagai tawa khas Presiden Jackson.

Kisah yang paling terkenal diceritakan oleh Mary Todd Lincoln soal kehadiran Jackson yang merasakan kehadiran sang hantu di atas tubuhnya.

3. Ruang Timur (East Room)



Ruang Timur adalah tempat favorit hantu Abigail Adams. Selama masa jabatannya di Gedung Putih, ruang ini menjadi tempat ia sering menggantung cuciannya.

Setelah meninggal, hantu Adams sering muncul di ruang ini. Selain penampakannya, banyak karyawan melaporkan mencium bau sabun cuci di tempat ini. Di tahun 2002, sekelompok wisatawan yang berkeliling di Gedung Putih mengaku melihat penampakan hantu Adams.

4. Pintu Utara (North Portico)



Pintu masuk di sayap utara ini dilaporkan sering terjadi penampakan hantu. Seperti hantu prajurit Inggris, hantu Anne Surratt (ibunya, Marry, digantung karena peristiwa pembunuhan Presiden Lincoln di tahun 1865).

Banyak karyawan menceritakan, hantu Anne muncul dan mengemis agar melepaskan ibunya. Juga dilaporkan hantu ini sering datang setiap tanggal 7 Juli, hari eksekusi ibunya.

5. Ruang Kuning (Yellow Oval Room)



Selama pemerintahan Lincoln, ruangan ini adalah perpustakaan pribadinya dan salah satu kamar favorit di Gedung Putih. Banyak karyawan Gedung Putih melaporkan melihat hantu Lincoln sedang menatap keluar dari jendela di ruangan ini. First Lady Grace Coolidge juga mengaku telah melihat sang hantu di  ruangan ini.

6. Ruang tidur lantai 2 (Second Floor Bedrooms)



Kamar tidur di lantai 2 Gedung Putih dibangun untuk keluarga presiden serta tamu lainnya. Masalahnya, banyak laporan seram soal kamar-kamari di lantai ini. Ada yang menceritakan tentang penampakan hantu tentara Inggris yang berusaha membakar tempat tidur, selain itu Lynda, putri Presiden Lyndon B. Johnson kabarnya sering melihat penampakan hantu Lincoln di kamar tersebut.

Aktivitas paranormal lainnya, terdengar juga jeritan hantu istri mendiang Presiden Grover Cleveland. Namun, setelah renovasi tahun 1952 penampakan-penampakan tersebut berkurang intensitasnya.

7. Lantai 2 (Second Floor Halls)



Lantai 2 Gedung Putih adalah kediaman keluarga presiden pertama Amerika Serikat. Kini, banyak laporan soal penampakan hantu presiden beserta keluarganya di ruangan ini.

Salah satu hantu yang paling sering dilaporkan pastinya mendiang Presiden Abraham Lincoln. Presiden Truman pernah mengaku telah mendengar Lincoln mondar-mandir lorong dan mengetuk pintu kamarnya. Termasuk juga Presiden William Howard Taft, melaporkan pernah melihat hantu First Lady Abigail Adams, yang mengambang melalui pintu di lantai dua
.

Aksi Photo Bayi Paling Kocak Sedunia!

bayi foto paspor lucu

Aksi Photo Bayi Paling Kocak Sedunia! - Memfoto bayi buat pembuatan paspor, susahnya bukan hanya main. Kerapkali mereka menangis, lihat sana-sini, serta tidak akan diam di kursinya. Akhirnya layaknya ini, photo paspor bayi sangat kocak yang buat heboh didunia maya !

Menghendaki seorang bayi mungil buat difoto paspor yaitu tugas yang berat buat orang tua. Amat sukar bikin bayi yang polos itu konsentrasi lihat ke kamera. Berpose layaknya orang dewasa waktu difoto nyaris tidak mungkin buat dikerjakan. Kerapkali bayi tidak dapat diam, mesti ada suatu hal barangkali boneka yang paling disayangi atau orang tuanya sendiri yang bermain di belakang kamera.

Photo ini yaitu di antara buktinya. Sekian hari lantas nampak sesuatu photo yang bikin banyak orang tertawa. Photo paspor bayi berusia 5 bln. Ini tersebar melalui media sosial reddit. Tampak, sang bayi berpipi gembil itu terlihat layaknya orang yang masih mabuk. Sebelah matanya menutup serta mulutnya menganga. Pastinya ini tidak disengaja, barangkali lantaran ia mengantuk.

Melansir website news. Com. Au, senin ( 17/9/2012 ), photo ini sudah diklik sejumlah 1 juta kali sejak diunggah 4 hari yang lantas. Tidak hanya itu, photo bayi ini apalagi pernah diedit memakai photoshop serta dipadukan dengan gambar led zeplin !

Ada 650 komentar yang di antaranya, ia tidak pilih kehidupan layaknya preman, kehidupan keras layaknya itulah yang memilihnya !

Tak hanya mengundang tawa, photo ini juga menyebabkan pertanyaan layaknya, mengapa tidak diulangi saja fotonya ? Dan seterusnya. Ya, mari mengharapkan supaya si bayi ini lolos didalam kontrol petugas imigrasi di bandara.

SIAPA MARIO TEGUH (Wawancara)

Petikan Wawancara Mario Teguh dengan SUFINEWS, untuk menjawab siapa sebetulnya beliau..
Pak Mario, saat memberikan terapi atau memotivasi, di antara Ilmu Kejiwaan Barat dan Ilmu Kejiwaan dalam agama, mana yang anda gunakan?
Kalau Anda perhatikan penjelasan saya diatas, sebenarnya “peta” yang ada dalam Kecerdasan Emosional yang saya tawarkan merupakan gugusan pilar dari kebenaran, keindahan dan kebaikan. Hal ini didasari oleh fitrah kehidupan bahwa manusia dalam hidup itu tak lepas dari menginginkan kebaikan, menyukai keindahan dan mencari kebenaran. Tapi dalam realitas kehidupan, tiga hal ini lebih sering dirasakan oleh manusia sebagai tiga hal yang berdiri sendiri-sendiri. Misalnya kebenaran yang dicari ternyata malah membawa kepedihan, keindahan yang disukainya ternyata tidak membawa kebaikan, atau kebaikan yang diusahakan malah bertentangan dengan kebenaran. Pada saat yang demikian manusia tidak dapat menikmati keadaan itu secara sempurna lalu mengidap split personality atau kepribadian yang terpecah belah. Nah kira-kira melalui apa manusia dapat menemukan dan merasakan kebenaran, keindahan dan kebaikan sejati (haqiqi; red)? Dalam beragama bukan?!
Wah penjelasan Anda nyufi banget loh ?!
Ha…ha…ha…terimakasih, Mas. Tapi terus terang. Dalam menjalankan tugas (baik sebagai pembicara publik maupun motivator) saya menghindari komponen-komponen komunikasi yang terlalu mengindikasikan agama Islam secara formal atau verbal.
Kenapa ?
Buat saya, ketika kita betul-betul dengan sadar sesadarnya mengatakan “ya !” terhadap keberadaan dan keesaan Allah (laa ilaaha illallaah; red) kita tak perlu repot-repot lagi memikirkan lebel-lebel formal ketuhanan. Pokoknya terus berlaku jujur, menjaga kerahasiaan klien, menganjurkan yang baik, menghindarkan perilaku, sikap dan pikiran buruk, saya rasa ini semua pilihan orang-orang beriman. Itu alasan pertama.
Alasan kedua, Islam itu agama rahmat untuk semesta alam loch. Berislam itu mbok yang keren abis gitu loch ! Maksudnya jadi orang Islam mbok yang betul-betul memayungi (pemeluk) agama-agama lain. Agama kita itu sebagai agama terakhir dan penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Agama kita puncak kesempurnaan agama loch. Dan karenanya kita harus tampil sebagai pembawa berita bagi semua. Kita tidak perlu mengunggul-unggulka n agama kita yang memang sudah unggul dihadapan saudara-saudara kita yang tidak seagama dengan kita. Bagaimana Islam bisa dinilai baik kalau kita selaku muslim lalu merendahkan agama (dan pemeluk) agama lain.
Apakah dalam pandangan Anda semua agama itu sama ?
Ha…ha…ha…ya jelas tidak sama toch, Mas. Tapi oleh Tuhan manusia diberi kebebasan memilih diantara ketidak samaan itu. Saya tidak akan mengatakan bahwa perbedaan itu rahmat, tapi saya akan menunjukkan Windows Operating System yang dikeluarkan Microsof. Masih ada toch Mas orang yang masih menggunakan Windows 95? Masih ada juga kan orang yang menggunakan Windows 98 atau Windows 2000? Dan Anda sendiri sekarang menggunakan Windows XP kan?. Begitu juga dengan agama-agama Tuhan, Mas. Ada versi-versi yang sesuai untuk zamannya, untuk kelengkapan fikiran di zaman itu dan disana ada jenis kemampuan masing-masing orang dalam menyikapinya. Masak Anda mau memaksa orang lain untuk memakai XP pada orang yang kemampuannya cuma sebatas memiliki Windows 95? Tidak toch!? Alangkah indahnya kalau semua orang Islam ketika bicara dapat diterima semua pemeluk agama lain.
Contohnya seperti apa pembicaraan yang dapat diterima semua pemeluk agama ?
“Anda adalah direktur utama dari perusahaan jasa milik Anda sendiri. Anda adalah CEO dari kehidupan Anda sendiri. Anda sebenarnya, sepenuhnya bertanggungjawab atas bisnis kehidupan Anda dan apapun yang akan terjadi pada diri Anda sendiri. Anda bertanggungjawab atas semuanya antara lain, produksi, pemasaran, keuangan, RND dan lain sebagainya diperusahaan kehidupan Anda. Demikian pula Anda sendirilah yang menentukan berapa besar gaji Anda, berapa income Anda. Bila Anda tidak puas dengan penghasilan yang Anda terima, Anda bisa melihat didekat cermin Anda dan menegosiasikan pada bos Anda, yakni Anda sendiri yang ada didalam cermin,” begitu kira-kira. Nah, menurut saya etos demikian tak dapat dibantah oleh semua ajaran agama-agama yang ada didunia.
Apa yang anda contohkan bukan malah menujukkan bahwa manusia adalah segala-segalanya. Terkesan, seolah-olah Tuhan tak memiliki peran apa-apa disana ?
Di atas saya mengatakan bahwa alasan kita tersenyum di pagi hari kepada isteri dan anak-anak, menyambut mereka dengan santun, berusaha datang tepat waktu untuk memenuhi janji, itu semua bukan semata-mata karena didasari atas kesantunan kita sebagai manusia, melainkan kita ingin mengabdi kepada-Nya. Begitu juga dengan contoh barusan, itu sebenarnya merupakan cermin atas pesan agama yang meminta totalitas kita dalam menjalankan sebuah amanah.. Apalagi jika kita bicara tentang “cermin”, akan sangat panjang pembicaraan kita. Dan setiap spirit tidak selalu harus ada embel-embel nama surat atau ayat dari kitab suci tertentu. Bukankah seorang jenderal paling ateis pun ketika melepaskan pasukannya ke medan perang tak dapat menghindarkan diri dari ucapan, “Semoga kalian sukses!”. Kalimat “Semoga” disitu menyimpan harapan campur tangan kekuatan dari Yang Maha Kuat. Biarlah Tuhan menjadi sesuatu yang tersembunyi dikedalaman relung hati kita yang paling dalam.
Apa arti sukses menurut anda ?
Perjalanan 50 tahun hidup yang sudah saya jalani menyimpulkan bahwa sukses itu tidak selalu berarti mendapat piala atau pujian, meski tak ada salahnya jika kita mendapatkan keduanya. Hanya saja itu semua bukan kriteria dari sukses itu sendiri. Karenanya tak jarang orang kemudian sulit menemukan kesuksesan-kesukses an yang pernah diraihnya.
Secara sederhana sukses adalah bagaimana kita keluar dari comfort zone kita dan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan definisi ini Anda akan melihat begitu banyak kesuksesan yang bisa Anda lihat pada diri Anda. Kalau kemarin Anda baru bisa membantu satu orang, hari ini Anda bisa membantu dua dan besok Anda bisa membantu lebih banyak lagi, maka anda sukses. Dengan perasaan yang positif mengenai kesuksesan yang pernah Anda raih, maka Anda akan merasa semakin sukses dan semakin percaya diri dengan cita-cita, visi dan misi hidup Anda.
Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan, “Biarlah kita sekarang susah, asal nanti kita sukses”. Ini jelas enggak pernah bakal sukses. Saya bertanya, dimana anak tangganya? Bukankah untuk meraih kesuksesan besar harus diawali dengan kesuksesan kecil dan sedang?. Ada pepatah yang mengatakan, “Sukses akan melahirkan sukses yang lain.” Nah dari pepatah ini dapat diambil pelajaran, apabila kita semakin mudah untuk melihat kesuksesan kita dari hal-hal yang kecil, maka mudah bagi kita untuk mengumpulkan, mengakumulasikan dan melangkah mencapai sukses yang lebih besar. Percaya dech, dengan sukses kecil-kecil itu, cepat atau lambat sukses yang lebih besar akan menjemput Anda.
Penjelasan Anda mengingatkan saya akan nasehat Sufi Besar, Imam Ibnu ‘Atha’illah, yang mengatakan, “Tanamkanlah ujudmu dalam bumi yang sunyi sepi, karena sesuatu yang tumbuh dari benda yang belum ditanam, tidak sempurna hasilnya.” Pertanyaannya, bagaimana memupuk rasa rendah hati dalam diri kita ?
O, ya ? Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memupuk kerendahan hati diantaranya adalah dengan menyadari kembali bahwa seluruh yang kita punyai adalah anugerah-Nya, berkah-Nya atau rahmat-Nya. Karenanya katakan pada diri sendiri, “Aku masih ingin belajar”, “Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku” , “Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik”.
“Aku masih ingin belajar”, “Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku” , “Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik”. Jika ditilik dari kehidupan kita, umat Islam, nampaknya metode memupuk kerendahan hati yang Anda sampaikan masih menjadi problem besar tersendiri ya ?
Persis seperti yang saya perhatikan selama ini. Saudara-saudara kita sesama muslim masih terlalu asyik dengan dunianya sendiri dan bergaul hanya pada lingkungannya sendiri. Malah yang lebih memprihatikan, dengan sesama muslim kalau ngundang pembicara dia tanya dulu, “Orang itu madzhabnya apa ?.” Dia tidak akan menerima orang yang tidak satu madzhab, satu aliran, dengannya. Padahal dinegara-negara maju sudah menjadi pemandangan yang biasa orang-orang Yahudi mengundang pembicara Islam, Hindu atau Kristiani, atau sebaliknya.
Mereka sudah mantap dengan iman mereka sehingga mereka tidak khawatir dengan pembicara yang datang dari luar komunitas mereka. Mereka sangat yakin, bahwa dengan cara demikian (menghadirkan pembicara “orang luar”), mereka dapat memperkaya wacana dan kehangatan batin. Kita, atau persisnya sebagian umat Islam, lupa bahwa salah satu cara mensyukuri perbedaan ditunjukkan bukan pada lisan akan tetapi dengan mendengarkan pendapat orang lain yang beda keyakinan agamanya.
Anda punya pengalaman keberislaman Anda yang inclusive itu?
Iya. Pernah beberapa peserta saya mengklaim materi yang baru saja selesai saya sampaikan menurut sudut pandang keyakinan agama mereka. Seorang peserta yang beragama Kristiani mengatakan bahwa materi saya ada juga di ajarkan dalam Injil. Peserta lain yang beragama Islam mengaku bahwa materi yang saya sampaikan ada di Al-Quran surat al-Maidah. Peserta yang Budha menganggap bahwa materi saya itu penerapan dari Dharma-dharma Budha. Saya hanya mengembalikan semua apresiasi itu kepada-Nya.
Pengalaman lain ?
Masih banyak orang yang salah faham terhadap Islam. Ada satu pengalaman yang mengherankan sekaligus membuat saya prihatin. Dalam satu seminar di acara coffee break isteri saya didatangi salah seorang peserta penganut agama Kristen yang taat. Masih kepada isteri saya, orang itu memberi komentar bahwa saya menerapkan ajaran Injil dengan baik. Lalu dengan lembut, penuh kehati-hatian, isteri saya memberitahu bahwa saya seorang muslim. Sontak orang itu terperanjat saat mengetahui bahwa saya seorang muslim. Yang membuat isteri saya (dan kemudian juga saya) prihatin adalah ucapannya, “Loch, koq ada ya orang Islam yang baik macam Pak Mario !?” Saya pun terkekeh mendengarnya. Nah ini kritik dan sekaligus menjadi tugas kita semua untuk memperbaiki citra Islam

TEMPAT REKREASI TUAL

ngilngof_ngur-bloat
pantai ngilngof ngur bloat Maluku Tenggara
ngilngof2
pantai ngilngof

TEHORU MALUKU TENGAH+AMBON

tehoru-tanjung
Dermaga atau pelabuhan di Desa Tehoru Kabupaten Maluku Tengah
tehoru-tanjung2
photo diambil dari dermaga Tehoru
dermaga-tehoru
dermaga tehoru

TEHORU MALUKU TENGAH+AMBON

tehoru-tanjung
Dermaga atau pelabuhan di Desa Tehoru Kabupaten Maluku Tengah
tehoru-tanjung2
photo diambil dari dermaga Tehoru
dermaga-tehoru
dermaga tehoru

TEHORU MALUKU TENGAH+AMBON

tehoru-tanjung
Dermaga atau pelabuhan di Desa Tehoru Kabupaten Maluku Tengah
tehoru-tanjung2
photo diambil dari dermaga Tehoru
dermaga-tehoru
dermaga tehoru

(ABUBU) PEMANDANGAN NUSA LAUT

pemandangan_pantai2
ini adalah pemandangan di nusa laut desa abubu di ambil dari depannya rumah pak Dominggus Apitulla dekat pantai siang hari
pemandangan_abubu21
ini diambil sama dengan tempat awal tapi ini waktunya pagi hari
pemandangan_abubu
gambar di ambil pada waktu menjelang matahari mulai terbit di desa abubu kecamatan nusa laut kabupaten maluku tengah

PANTAI PANTAI DI AMBON

pemandangan_pantai_nalahiya
pantai di desa Nalahia Nusa Laut
pemandangan_pantai_kulur
Pantai di Di Pulau saparua dekat desa Kulur maluku tengah tepatnya sebelum dermaga feri
pantai_kulur_saparua
Pantai dan Dermaga di Pulau Saparua
pemandangan_pantai_galala
Pemandangan di laut ambon tepatnya antara poka galala

PANTAI DI WETAR KAB MALUKU TENGGARA BARAT

pantai_masapun_wetar
Pantai di Desa Masapun
pantai_masapun_wetar2
Pantai Didesa Masapun Kec. Wetar Kab Maluku tenggara

Pemandangan Desa-Desa di Kec. Nusalaut Kab. Maluku Tengah

pantai_abubu3
Suasana Matahari Terbenam Di Desa Abubu Kec. Nusalaut Kab. Maluku Tengah
pantai_abubu2
Pantai Abubu Ketika Sore Hari
pantai_abubu
Suasana Pada Sore Hari di Desa Abubu

Kapal Penyeberangan Di Kab. Maluku Tengah

tulehu_kapal
salah satu kapal penyeberangan antar Pulau di maluku Tengah
tulehu_kapal1
Kapala Penyeberangan Ketika Meninggalkan Pelabuhan Tulehu Ke Kota Masohi
tulehu_kapal2
Kapal Penyeberangan Ketika Mau Memasuki Pelabuhan Telehu dari Kota Masohi

DOA YANG SELALU DIKABULKAN (Helvy Tiana Rosa)

Pagi itu, 3 Mei 1998, dari Jakarta, saya diundang mengisi seminar di IAIN
Sunan Gunung Djati, Bandung. Saya duduk di bangku kedua dari depan sambil
menunggu kedatangan pembicara lain, Mimin Aminah, yang belum saya kenal.
Jam sembilan tepat, panitia menghampiri saya dan memperkenalkan ia yang baru
saja tiba. Saya segera berdiri menyambut senyumnya yang lebih dulu merekah.
Ia seorang yang bertubuh besar, ramah, dalam balutan gamis biru dan jilbab
putih yang cukup panjang. Kami berjabat tangan erat, dan saat itu tegas
dalam pandangan saya dua kruk (tongkat penyangga yang dikenakan-nya) serta
sepasang kaki lemah dan kecil yang ditutupi kaos kaki putih. Sesaat batin saya
hening, lalu melafazkan kalimat takbir
dan tasbih.
Saat acara seminar dimulai, saya mendapat giliran pertama. Saya bahagia karena
para peserta tampak antusias. Begitu
juga ketika giliran Mimin tiba. Semua memperhatikan dengan seksama apa yang
disampaikannya.
Kata-kata yang dikemukakannya indah dengan retorika yang menarik. Wawasannya
luas,
pengamatannya akurat.
Saya tengah memandang wajah dengan pipi merah jambu itu saat Mimin
berkata dengan nada datar. “Saya diuji Allah dengan cacat kaki ini seumur
hidup saya.”
Ia tersenyum. “Saya lahir dalam keadaan seperti ini. Mungkin banyak
orang akan pesimis mengha dapi keadaan yang demikian, tetapi sejak kecil saya
telah memohon sesuatu pada Allah. Saya berdoa agar saat orang lain melihat
saya, tak ada yang diingat dan disebutnya kecuali Allah,” Ia terdiam
sesaat
dan kembali tersenyum. “Ya, agar mereka ingat Allah saat menatap saya. Itu
saja.”
Dulu tak ada orang yang menyangka bahwa ia akan bisa kuliah. “Saya
kuliah di Fakultas Psikologi,” katanya seraya menambahkan bahwa
teman-teman
pria dan wanita di Universitas Islam Bandung-tempat kuliahnya itu-senantiasa
bergantian membantunya menaiki tangga bila kuliah diadakan di lantai dua
atau tiga. Bahkan mereka hafal jam datang serta jam mata kuliah yang
diikutinya. “Di antara mereka ada yang membawakan sebelah tongkat saya,
ada
yang memapah, ada juga yang menunggu di atas,” kenangnya.
Dan civitas academica yang lain? Menurut Mimin ia sering mendengar orang
menyebut-nyebut nama Allah saat menatapnya. “Mereka berkata: Ya Allah,
bisa
juga ya dia kuliah,” senyumnya mengembang lagi. “Saya bahagia karena
mereka
menyebut nama Allah. Bahkan ketika saya berhasil menamatkan kuliah,
keluarga, kerabat atau teman kembali memuji Allah. Alhamdulillah, Allah
memang Maha Besar. Begitu kata mereka.”
Muslimah bersahaja kelahiran tahun 1966 ini juga berkata bahwa ia tak
pernah ber-mimpi akan ada lelaki yang mau mempersuntingnya. “Kita tahu,
terkadang orang normal pun susah mendapatkan jodoh, apalagi seorang yang
cacat seperti saya. Ya tawakal saja.”
Makanya semua geger, ketika tahun 1993 ada seorang lelaki yang saleh,
mapan dan normal melamarnya. “Dan lagi-lagi saat walimah, saya dengar
banyak
orang menyebut-nyebut nama Allah dengan takjub.
Allah itu maha kuasa, ya.
Maha adil! Masya Allah, Alhamdulillah, dan
sebagainya,” ujarnya penuh
syukur. Saya memandang Mimin dalam. Menyelami
batinny a dengan mata
mengembun.
“Lalu saat saya hamil, hampir semua yang bertemu saya, bahkan orang yang
tak
men-genal saya, menatap takjub seraya lagi-lagi mengagungkan asma Allah.
Ketika saya hamil besar, banyak orang menyarankan agar saya tidak ke bidan,
melainkan ke dokter untuk operasi. Bagaimana pun saat seorang ibu melahirkan
otot-otot panggul dan kaki sangat berperan. Namun saya pasrah. Saya merasa
tak ada masalah dan yakin bila Allah berkehendak semua akan menjadi mudah.
Dan Alhamdulillah, saya melahirkan lancar dibantu bidan,” pipi Mimin
memerah
kembali. “Semua orang melihat saya dan mereka mengingat Allah. Allahu
Akbar
,
Allah memang Maha Adil, kata mereka berulang-ulang. “
Hening. Ia terdiam agak lama.
Mata saya basah, menyelami batin Mimin. Tiba-tiba saya merasa syukur saya
teramat dangkal dibandingkan nikmatNya selama ini. Rasa malu menyergap
seluruh keberadaan saya. Saya belum apa-apa. Yang selama ini telah saya
lakukan bukanlah apa-apa.
Astaghfirullah. Tiba-tiba saya ingin segera turun dari tempat saya duduk
sebagai pembicara sekarang, dan pertamakalinya selama hidup saya, saya
menahan airmata di atas podium. Bisakah orang ingat pada Allah saat
memandang saya, seperti saat mereka memandang Mimin?
Saat seminar usai dan Mimin dibantu turun dari panggung, pandangan saya
masih kabur. Juga saat seorang (dari dua) anaknya menghambur ke pelukannya.
Wajah teduh Mimin tersenyum bahagia, sementara telapak tangan kanannya
berusaha membelai kepala si anak. Tiba-tiba saya eperti melihat anak saya,
yang selalu bisa saya gendong kapan saya suka. Ya, Allah betapa banyak
kenikmatan yang Kau berikan padaku.
Ketika Mimin pamit seraya merangkul saya dengan erat dan berkata betapa
dia men-cintai saya karena Allah, seperti ada suara menggema di seluruh
rongga jiwa saya. “Subhanallah, Maha besar Engkau ya Robbi, yang telah
memberi pelajaran pada saya dari pertemuan dengan hambaMu ini. Kekalkanlah
persaudaraan kami di Sabilillah. Selamanya. Amin.”
Mimin benar. Memandangnya, saya pun ingat padaNya. Dan cinta saya pada
Sang Pencipta, yang menjadikan saya sebagaimana adanya, semakin mengkristal.
(“Pelangi Nurani“: Penerbit Asy Syaamil, 2002)
Have a positive day!
Salam Inspirasi,
“You create your own reality”