KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) PAHLAWAN PEMILU
Hari senin malam sekitar jam 10 WIB tepat tanggal 20 April 2009, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berniat menghentikan perhitungan elektronik di pusat tabulasi nasional hotel Borobudur Jakarta, untuk menghemat anggaran karena sudah over dari anggaran yang disediakan yaitu 5 milliar rupiah dan akan dipindahkan ke kantor KPU dan akan dihitung secara manual. walaupun suara pemilu seluruh Indonesia semuanya belum terinput secara nasional yaitu sekitar 100 juta lebih, yang sampai hari senin suara yang masuk di pusat tabulasi nasional sudah 7 % atau sebanyak 13.101.750 suara, kalau dirata-ratakan perharinya terinput sekitar 1 juta suara, ini berarti kalau dimasukan semua akan memakan waktu 4 setengah bulan.
Diatanya oleh para wartawan mengenai lambatnya input data di Pusat tabulasi data, anggota KPU menjelaskan ini semua akibat banyaknya kertas Form suara elektronik yang masuk ke KPU dari setiap provinsi tidak bisa dibaca, karena banyak yang di photocopy dan hasilnya tidak presisi dengan alat scanner KPU. Apalagi setiap hari ada aja para hacker atau pertas yang iseng ingin mengotak atik data KPU, ditambah server yang sering time out, apalagi pada hari selasa tanggal 14 april server KPU macet sekitar 7 setengah jam.
Bagi masyarakat atau pemilih hal ini tidak menjadi masalah, karena mereka telah melaksanakan kewajiban mereka dengan memilih pada 9 April lalu, tetapi ini menjadi masalah bagi para elit politik, pimpinan partai dan terutama bagi para caleg, ini karena mereka tidak secara cepat dapat mengetahui perolehan suara mereke pada pemilu kali ini.
Terlepas dari semua masalah atau hambatan yang dihadapi KPU, kita sangat prihatin sekali karena pemilu kali ini akan ada banyak sekali persepsi atau pendapat, apakah pemilu ini telah didesain untuk dibuat seperti itu. Masyarakat akan mempunyai pandangan pemilu tahun 2009 kurang transparant dan akuntable dikarenakan mulai dari masalah daftar pemilu tetap yang katanya amburadul, banyaknya data pemilu fiktif, anak yang dibawah umur, pengelembungan suara dan masih banyak lagi pelanggaran yang terjadi yang menurut para petinggi partai bahwa pemilu tahun 2009 ini merupakan pemilu terburuk sepanjang era reformasi.
Menurut mantan anggota KPU tahun 2004 yaitu, ibu Chusnul Mariyah KPU tahun 2009 terlalu mengangap remeh dalam bidang IT dan tidak ada koordinasi diantara anggota KPU mengenai masalah IT, yaitu siapa yang bertanggungjawab penuh, malahan setelah anggota KPU tahun 2009 dilantik salah seorang dari anggota KPU langsung mengumbar janji di televise nasional bahwa IT nya KPU tahun ini akan semakin bagus dari tahun 2004 tapi apa yang terjadi diluar dugaan kita semua.
Pemilu tahun 2009 KPU telah mengeluarkan anggaran yang besar sekali dalam menyelenggarakan Pemilu, yang mana harapan semua orang akan lebih baik dari tahun 2004. pemilu tahun 2004 KPU telah mendistribusikan 8005 Komputer ke 4167 desa, 440 kabupaten dan 32 propinsi dan telah memasang 185 telepon satelit ditempat yang belum ada jaringan telepon, ini semua kalau diperbaiki dan ditingkatkasn seharusnya jauh lebih baik lagi dari tahun lalu,tapi apa yang kita dapatkan jauh dari harapan kita.
Coba kita bangdingkan dengan pemilu tahun 2004 yang lalu data yang terinput di pusat tabulasi nasional setelah pemilu sebanyak 93 juta suara atau sekitar 83 % dari total suara nasional.
Kita sebagai anak bangsa sangat prihatin sekali dengan kejadian yang terjadi jaman sudah maju, dan IT kitapun ngak kalah dengan orang-orang di luar dari negeri kita tercinta ini, coba kita lihat pemilu Presiden di Amerika aja bisa menentukan Barrack Obama sebagai presiden hanya dalam waktu 2×24 jam, kenapa kita ngak bisa, apa ada yang salah dengan system pemilu kita yang katanya terdemokratis. Apakah perlu diperbaiki, kita seperti kemabali kejaman dulu atau lebih lambat seratus tahun dari amerika (karta Karni Ilyas )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar