Senin, 01 Oktober 2012


CERITA TUJUH NEGERI (Basudara Gandong)

Di negeri Seti (Seram Barat) ada seorang Kapitan jang dikenal dengan gelar Solemata.
Ia mempunjai 7 orang anak :6 orang laki2 dan 1 orang perempuan.
Pada satu saat 3 orang anaknja berangkat mentjari tempat tinggal mereka jang baru, mereka bertiga memilih 3 buah negeri di pulau Ambon, jaitu: Tial, Tulehu dan Asilulu. Tak lama kemudian ke empat saudara jang lain itu ,memutuskan untuk berpindah dari negeri mereka ke tempat jang lain djuga. dari Seti mereka turun ke DIHIL, kemudian ke KUALA air Kaba. dari sana mereka menruskan perdjalanan ke Laimu. Mereka belum lagi merasa puas ,mereka masih ingin berpindah lebih jauh lagi mengarungi laut Lopas.
Oleh sebab itu mereka menjuruh saudara perempuan mereka jang bongso untuk tinggal sadja di Laimu.Setelah perdjandjian dibuat ,ketiga orang itu berangkat meninggalkan adik mereka dengan menumpang perahu kora2.
Dalam perdjalanan mereka terpaksa berpisah lagi, jaitu saudara laki2 jang bongso singgah di Sila (Nusalaut). kini hanja tinggal dua orang sadja.Mereka menruskan perdjalanan dan singgah sebentar di labuan Soino(Tounusa).Diwaktu mereka membuka perbakalan mereka untuk makan ,ternjata tinggal hanja 2 bungkus papeda,oleh sebab itu mereka memutuskan untuk tinggal di situ ,karena sudah tak ada perbakalan untuk melandjutkan perdjalanan selandjutnja.
Mereka diterima baik oleh radja ,dan anak buahnja di gunung,tetapi mereka tidak tinggal bersama2 di gunung .Untuk menegang nasib mereka ,tempat jang mereka diami itu diberi nama PAPEO atau PAPERU,jang artinja :PAPEDA..
Sedjak nama itu diberikan hingga kini Negeri kami biasa disebut Paperu, nantinja pada waktu diadakan Upatjara Adat Negeri barulah dipergunakan nama jang pertama diberikan ,jaitu : TOUNUSA.
kedua oran Kaka Beradik itu tidak tinggal bersama.Saudara jang sulung(Maelissa) tinggal di negeri dan jang lain memilih daerah sekitar Totu sampai Tiouw sekarang.tetapi berhubung keadaan tanahnja kurang baik, maka ia pindah ke HULALIU.
sampai disni dolo,
Trims Buat Gandong
Mr. Jacob Sahureka di Nederland
atas kiriman naskahnya sehingga bisa diterbitkan
ini Pesan Mr. J Sahureka buat basudara samua
satu : jang beta harap dari katong samua jaitu djangan lupa bahasa katong :
Tahu bahasa tahu bangsa(sedjarah), tahu bangsa tahu bahasa (sedjarah)
sekian sampai djumpa di lain waktu ,dimana tertulis di Namifroelietasa
amato!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar